Thursday, February 25, 2016

makalah: Islam di Australia

ABSTRAK
            Makalah ini membahas tentang “Islam di Australia”, dimana kita bisa melihat bahwa Islam sampai sekarang masih kokoh di Australia, dan dalam hal ini ada dua pandangan terhadap awal mula kedatangan Islam, pertama Islam dibawa oleh Muslim Indonesia dan pandangan kedua mengatakan Islam dibawa oleh penggembara onta dari Afganistan, dan sejalan dengan itu sangat banyak perkembangan-perkembangan  yang ada di Australia hingga kepada permasalahan -permasalahan yang timbul dalam perjalanan perintisan islam di Australia. Dalam pembahasan ini kami mencoba memfokuskan terhadap sejarah awal masuknya Islam di Australia, Pertumbuhan dan perkembangan Islam di Australia, dan kami menggangkat beberapa persoalan berupa tantangan yang harus dihadapi  oleh muslim-muslim di Australia, serta penyebab kegagalan dakwah di Australia. Adapun metode penelitian yang kami gunakan adalah dengan cara mengambil beberapa refrerensi dari buku, juga dari buletin-buletin yang beredar, dan kami juga melakukan penelusuran melalui internet yang berkenaan dengan Sejarah Islam di Australia, serta menyajikan beberapa bukti fisik terhadap berdirinya Islam di Australia. Dari hasil penelitian kami menemukan bahwasanya Islam memang sudah ada di Australia yang dibawa oleh orang-orang Indonesia, namun jumlahnya masih sangat sedikit, sehingga masuknya Islam di Australia itu lebih dikenal dibawa oleh para penggembara onta dari Afganistan. Islam menjadi agama dengan penganut terbesar ke 4 di australia berdasarkan sensus 2006, mesjid raya faisal merupakan bukti fisik bahwa Islam sudah berkibar sangat lama di Australia. Dan yang menjadi tantangan Islam disana adalah pemerintahan yang dengan sengaja mencoba menghancurkan Islam, dan upaya yahudi mempengaruhi muslim-muslim di Australia adalah salah satu penyebab dari kegagalan dakwah di Australia.


PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Australia adalah suatu benua yang terletak di Samudera Pasifik. Australia merupakan Negara anggota pesemakmuran Inggris yang berpenduduk 16.090.000 jiwa, dan 0,5% dari penduduk tersebut menganut agama islam. The Commonwealth of Australia merupakan federasi dari enam Negara bagian,yaitu New South Wales, Victoria, Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, dan Tasmania.[1]
Kepala negaranya adalah ratu Inggris yang diwakili oleh gubernur jenderal, dan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri, penduduk aslinya adalah suku Aborigin. Setidaknya ada dua pendapat tentang masukannya islam ke Australia, yaitu yang disebarkan oleh muslim Indonesia dan muslim Afganistan.[2]
Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras.
1.2 Rumusan Masalah
     1. Awal Masuknya Islam di Australia
     2. Pertumbuhan dan Perkembangan Islam Di Australia
     3.
Tantangan muslim di Australia
     4. Kegagalan dakwah di Australia
1.3 Tujuan dan Manfaat
            Untuk memberikan pengetahuan kepada kita tentang sejarah-sejarah islam di Australia dan mengambil hikmah setiap kejadian dimasa lampau untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT.




PEMBAHASAN
2.1   Sejarah Masuknya Islam di Australia
Sejarah masuknya islam ke Australia dimulai dari interaksi pertama nelayan yang berasal dari Sulawesi selatan (Indonesia) dengan penduduk asli bagian utara Australia (Aborigin) pada sekitar tahun 1750. Tidak banyak jumlah muslim yang tinggal di Australia saat itu, sampai pada sekitar tahun1860 serombongan pengembala onta berasal dari Afganisthan dating ke Australia menambah jumlah muslim yang tinggal diaustralia. Pada abad ke 19 Australia mempunyai banyak daerah/tanah yang kaya akan sumber daya alam yang belum tereksploitasi sebagian tanah dari tersebut berupa padang pasir dengan temperatur yang sangat tinggi dengan sedikit sumber mata air. Onta merupakan binatang ideal untuk kondisi tersebut, maka pada tahun 1840 seorang bernama Horrick memasukkan atau mengimport pertama kali onta ke Australia, dia ingin membandingan onta dan kuda sebagai hewan pengankat barang di padang pasir, tetapi isi ini gagal. Kelompok onta datang selanjutnya pada tahun 1860 sebanyak 24 ekor onta. Dengan mencoba mempergunakan onta sebagai hewan pengangkut.[3]
Islam masuk ke australia pada abad ke 19, islam dibawa oleh para pengembara dari afganistan yang setiap melakuakan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara afghanistan akhirnya mampu membangun masjid di broken hill dan new south wales dari bahan kayu. selanjutnya ke kota perth ibu kota australia barat dan adelaide ibu kota australia tengah. tahun 1924 pendatang dari albania sebagai pentani tembakau di australia utara meningkatkan perkembangan islam disana. Kemudian setelah selesai perang dunia ke II orang orang yugoslavia yang belajar di australia tengah di pimpin oleh imam ahmad saka lebih menggiatkan pembangunan masjid masjid adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1% (132.000) beragama islam.[4]
Premier Australia Barat, Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa kedatangan Islam sudah ada sejak 1860 seiring dengan mulai dipekerjakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam ekspedisi keluarga Burke dan Wills. Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di ausltralia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung jamaah muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan muslim India yang bekerja sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di perth.
Muslim di Australia saat ini berdasarkan sensus dari Australian bureau of statistics (ABS) pada tahu 2001, jumlah muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5% dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangakn menurut estimasi dari salah satu lembaga islam New South Wales (SNW) mencapai 300.000 orang.[5]
 Sensus juga menunjukkan bahwa muslim di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8% berasal dari Lebanon dan 14.5% berasal dari Turky, sedangkan 64,7% berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afganisthan, Bosnia Dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7% dari muslim Australia yang berusia 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4% dari penduduk Australia keseluruhan. Kesimpulan penting dari hasil statistic ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak besar.
2.2  Pertumbuhan dan Perkembangan Islam Di Australia
Australia Penduduknya terbagi dari berbagai etnis yaitu Aborigin sebagai penduduk pribumi,Kulit putih keturunan Eropa,penduduk keturunan Asia baik dari Asia Timur,Asia Tenggara , Asia Barat maupun dari Asia selatan.  Islam mempunyai sejarah yang lama dan beraneka ragam di Australia.  Semasa penempatan Eropa awal, setengah kelasi dan bantuan Muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka kerena mereka tidak meninggalkan apa-apa kesan, kecuali beberapa rujukan di sana sini kepada nama mereka. Saat penempatan Eropa awal, beberapa pelaut dan tahanan muslim telah tiba di Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak meninggalkan apa-apa efek, kecuali beberapa referensi di sana sini ke nama mereka. Tidaklah sehingga abad ke-19 bahwa suatu kehadiran Islam yang tetap dikenali.
Pada dekade 1870-an , penyelam-penyelam Melayu Muslim telah diambil sebagai penyelam mutiara melalui perjanjian dengan Belanda untuk mengerjakan kawasan-kawasan perburuan mutiara di Australia Barat dan Wilayah Utara . Pada tahun 1875 , ada 1,800 orang penyelam Melayu yang bekerja di Australia Barat. Kebanyakan mereka kemudian pulang ke negara masing-masing.Unta di import ke Australia sejak dari dekad 1860-an untuk membantu penjelajah Eropah membukakan kawasan pedalaman yang kering. Para juru latih unta juga berimigrasi ke sini untuk mengendalikan unta-unta yang diperkenalkan untuk memenuhi permintaan logistik di gurun- gurun Australia yang amat luas. Kebanyakan juru latih ini adalah Muslim dan walaupun mereka datang dari berbagai-bagai negara, mereka biasanya dirujuk di Australia sebagai ” Afghan “, perkataan bahasa Inggeris untuk “orang Afghanistan “. Oleh sebab pengetahuan dan kemahiran kaum juru latih itu tentang unta, mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropah yang awal, dan adalah amat penting untuk penjelajahan. Karena pengetahuan dan keterampilan kaum pelatih itu pada unta mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropa yang awal, dan sangat penting untuk eksplorasi. Disebabkan sumbangan mereka, landasan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The Ghan , singkatan untuk “The Afghan” .Karena kontribusi mereka, jalan kereta api utara-selatan dinamai sebagai The ghan , singkatan untuk “The Afghan”.[6]
Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“, dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang beragam  termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua India, dan Afrika Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.
Ø  Pembangunan masjid
Pembangunan Masjid mesjid yang indah Pada abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Austrlia cukup menggembirakan, karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek sharif Abosi dan Ismeth Abidin. 
·       Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi Seit Mecca.
·       Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam Haji Abdul Lathif.
·       Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
Di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS.[7]
Ø  Pendidikan
Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).
Ø  Organisasi Islam
·       Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam Australia berpusat di Sydney.
·       Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
·       Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris)Moslem Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.[8]
Ø  Keagamaan.
Setelah Perang Dunia kedua (1939-1945) jumlah umat Islam di Australia meningkat dengan cepat.Jumlah warga muslim antara tahun 1947 -1971 dari 2.704 menjadi 22.331.Hal ini terkadi akibat ledakan ekonomi sehingga membuka lapangan baru.[9] Banyak muslim dari Eropa terutama dari Turki ,Bosnia dan Kosovo berimigrasi ke Australia,Muslim Australia sangat majemuk,berdasarkan sensus tahun 2006 berjumlah 340.000 orang dari jumlah ini yang lahir di Australia sekitar 128.904 orang.Selain itu terdapat migran muslim dari Libanon,Afganistan,Irak,Pakistan, Bangladesh dan Indonesia. Dalam dasawarsa terakhir muslim imigran melalui program pengungsi atau kemanusiaan dari Afrika seperti Somalia dan Sudan.Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne,mereka banyak membangun mesjid dan sekolah Islam dan memberikan sumbangan sehingga merendra multibudaya dan etnik di Australia.
Berdasarkan sensus dari Australian Bureau of Statistics (ABS) pada tahun 2001, jumlah Muslim di Australia sebesar 281.578 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangkan menurut estimasi dari salah satu lembaga Islam di New South Wales (NSW) mencapai 300.000 orang. Sensus juga menunjukkan bahwa Muslim di Australia berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon dan 14.5 % berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afghanistan, Bosnia, dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa Muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia di atas 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi, prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia secara keseluruhan. Kesimpulan penting dari hasil statistik ini adalah bahwa anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak berdasar. Di Benua Australia, Islam menggeliat pelan namun pasti. Saat ini, Islam masih menjadi kelompok minoritas, mendudukki peringkat keempat setelah Kristen (64%), atheis (18,7%), dan Buddha (2,1%), tidak termasuk 11,2% yang tidak mau menjawab apa gerangan keyakinannya—berdasarkan sensus Australia tahun 2006. Diperkirakan saat ini, umat Muslim di Australia berjumlah sekitar 340.392 orang, atau hanya 1,71% dari total populasi Australia.[10]
Ø  Politik
Secara politik kaum Muslimin Australia belum memiliki saluran politik baik di parlemen maupun di legislatif,sehingga dalam menyalurkan aspirasinya sangat sulit diwujudkan sampai sekarang kaum Muslim Australia hanya sebagai pemilih saja (voter).Belum ada penelitian yang signifikan ke partai mana mereka menyalurkannya,apakah ke partai nasional,partai buruh atau partai liberal ? Isu-isu politik memberikan tantangan baru. Setelah serangan teroris 11 September dan kemudian bom Bali, London dan Madrid, pemerintah Australia yang liberal mengadopsi serangkaian kebijakan luar negeri dan dalam negeri yang secara luas dianggap merugikan dan bias terhadap umat Islam.Aliansi pemerintah Australia dengan Amerika Serikat dalam Perang melawan Teror mengambil tentara Australia ke Irak dan Afghanistan-perang yang dianggap oleh banyak orang sebagai menjadikan umat Islam target. Kasus Irak secara khusus telah menghasilkan kegelisahan di kalangan umat Islam Australia.Mereka tidak dapat memahami mengapa Pemerintah Australia mengabaikan sentimen mayoritas menentang perang, yang dinyatakan di publik jalan-jalan besar kota Melbourne dan Sydney, dan memilih untuk terlibat dalam perang dengan dasar hukum yang meragukan. Apakah aliansi dengan Amerika Serikat lebih penting daripada menghormati hukum internasional?
Keterlibatan Australia dalam perang melawan teror merupakan pengalaman pengasingan bagi banyak umat Islam. Hal ini menjadi lebih nyata dengan adopsi undang-undang anti-teror. Undang-undang ini telah dikritik oleh organisasi sipil liberal dan kelompok Muslim sebagai penargetan warga Muslim, daripada dugaan tidak bersalah bagi mereka.Kekuatan badan-badan keamanan untuk menahan tersangka teror tanpa perlu memberikan bukti atau mengenakan kasus itu kepada proses peradilan, melemahkan tersangka untuk membela diri. Tersangka teroris menjadi tersangka bersalah sampai dibuktikan sebaliknya. Membuktikan bahwa mereka bukan teroris adalah hal yang mustahil, dan banyak mengkhawatirkan bahwa umat Islam diletakkan dalam posisi yang mustahil tersebut.Pada tahun 2007 ketika seorang dokter tamu dituduh ada hubungan dengan sel teror di Inggris, kekhawatiran itu terbukti. Dr. Haneef-nama orang itu-memang akhirnya dibebaskan dari setiap tuduhan, tapi tidak sebelum ia kehilangan pekerjaan dan diusir dari Australia. Ini adalah tragedi pribadi yang dirasakan oleh seluruh penduduk Muslim di Australia. Kasus Haneef adalah kasus yang sangat efektif adalah meniup ke diri umat Muslim rasa kepercayaan diri dan keyakinan di Australia.Dalam konteks ini, Pemerintah Australia di bawah kepemimpinan John Howard telah terlibat dalam kampanye populis untuk mempresentasikan dirinya sebagai pelindung terbaik bagi Australia. Penekanan pada nilai-nilai Australia dan pengenalan ujian kewarganegaraan, di tengah laporan-laporan media akan warga Irak dan Afganistan yang mencari suaka tiba di pantai Australia, membuat tegang hubungan antara Muslim dan non-Muslim.
Ø  Sosial Budaya
Australia adalah tempat jumlah umat Islamnya terus bertambah. Menurut sensus terakhir tahun 2006, lebih dari 340.000 orang mengidentifikasi diri sebagai umat Islam. Ini adalah sekitar 1,7 persen dari total penduduk Australia. Islam secara tradisional yang terkait dengan migran dan para pendatang baru.Hal ini terutama terjadi di tahun 1970-an, tahun 1980-an dan 1990-an ketika gelombang dari para pengungsi dan migran yang baru tiba dari beberapa titik di Timur Tengah. Tetapi semakin lama komposisi umat Islam Australia berubah dari imigran berkembang menjadi penduduk asli. Kini, hampir 40 persen dari umat Islam Australia menganggap Australia sebagai tempat mereka lahir. Hal ini berakibat besar pada bagaimana generasi baru dari umat Islam sendiri menentukan dan mengartikulasi identitas mereka. Pada tingkat yang paling dangkal, mereka sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pilihan komunikasi. Di tingkat lebih dalam, mereka melihat Australia sebagai rumah tinggal dan tidak lagi punya keinginan untuk kembali ke tanah leluhur mereka, sebagaimana orang tua mereka lakukan.
Muslim Australia heterogen secara kesukuan dan bahasa. Yang terbesar adalah kelompok etnis Libanon, Turki, dan Arab Afghan. Perbedaan suku dan bahasa mempunyai perbedaan historis yang mempengaruhi inisiatif masyarakat, organisasi dan jamaahnya. Akibatnya, masing-masing kelompok etnis cenderung condong ke arah perbedaan masjid atau organisasi etnis yang jelas.Tetapi banyak umat Islam Australia yang telah mencoba menjembatani etnis yang terbagi. Ironisnya, penggunaan bahasa Inggris telah menjadi ukuran yang paling efektif untuk menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang etnis dan linguistik.Integrasi Muslim di Australia menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan itu bersifat struktural dan terkait dengan kemampuan Muslim Australia untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan ekonomi yang bermanfaat, sering merupakan hal yang sulit bagi para pendatang baru yang baru saja tiba. Tantangan lain lebih subyektif dan terkait dengan hambatan politik dan budaya.
Komposisi sosial-ekonomi umat Islam di Australia beragam. Ada beberapa umat Islam yang telah berhasil mencapai posisi kewenangan dalam bisnis, politik dan pendidikan. Tetapi mayoritas Muslim cenderung masih berada pada posisi rendah.Sensus Australia terakhir disorot karena adanya kekhawatiran ketidakcocokan dalam hal standar hidup dan akses terhadap kekayaan antara Muslim dan non-Muslim. Lebih dari 2 persen dari rumah tangga muslim tidak terdaftar pendapatannya; ini adalah dua kali jumlah non-Muslim dalam kategori tersebut. Dalam hal kepemilikan rumah, indikator keuangan dan keamanan sebuah yayasan, dari ‘Australian dream,’ Muslim terdaftar hanya 15 persen. Kepemilikan rumah di antara sisa penduduk ada pada 33 persen.Angka kerja memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
Angka kerja memperkuat ketidak cocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.



2.3  Tantangan Muslim di Australia
Kondisi Muslim Australia Pasca Bom London 7 Juli 2005 Tidak lama setelah terjadi peristiwa meledaknya bom di London 7 Juli 2005, pemerintahan Negara Barat segera melakukan kampanye terus menerus untuk memberlakukan undang-undang khusus bagi umat Islam yang tinggal di Negara Barat. Mereka mencoba membentuk opini menyesatkan kepada masyarakat bahwa undang-undang baru tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan memerangi bahaya serangan terorisme di Negara mereka. Tetapi tidak bisa dielakkan, agenda tersembunyi dari kampanye tersebut yaitu membidik serta melemahkan Islam dan Muslim di Negara Barat segera terlihat nyata.
Strategi dan agenda tersembunyi yang ditunjukkan oleh Pemerintahan Negara Barat mempunyai banyak kesamaan. Propaganda yang dimulai dengan alasan yang dicari-cari untuk memerangi terorisme, segera diperluas untuk memerangi apa yang mereka sebut dengan pendapat/ide radikal dan ekstrim, strategi ini ditargetkan untuk memecah belah Muslim dengan memberi predikat muslim moderat dan muslim radikal/ekstrim.
Di Australia target juga diarahkan ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar  tidak pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh mereka ceramahkan.
Tidak hanya sampai disitu, anggota parlemen dari partai Liberal Bronwyn Bishop mengusulkan agar melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum, karena  jilbab dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan Australia tentang persamaan dan menyebabkan perpecahan di sekolah-sekolah. Usulan ini juga mendapat tantangankeras baik dari muslim maupun non muslim, sebagian besar yang menentang usulan itu mengatakan bahwa tidak ada bukti pemakaian jilbab di sekolah-sekolah menyebabkan perpecahan dan persamaan hak. Kerry Cullen salah satu kepala sekolah menengah umum tingkat atas (SMTA) di Sydney mengatakan bahwa di sekolahnya hanya ada satu orang yang menggunakan jilbab merah kecoklatan dimana warna tersebut sesuai dengan seragam sekolahnya, dan itubukan suatu masalah di lingkungan sekolahnya. Tidak pernah ada laporan negatif dari guru-guru atau murid-murid yang disebabkan oleh pemakaian jilbab. Kepala sekolah lainnya mengatakan bahwa kita tidak pernah melihat adanya perpecahan yang disebabkan oleh pemakaian jilbab, kami melihatnya sebagai sebuah keragaman budaya.
2.4  Kegagalan dakwah di Australia
Dunia Islam saat ini sering diwarnai dengan kekerasan, komunitas muslim hampir diseluruh bagian dunia ter-expose dengan kekerasan didalamnya dari dunia paling timur di Afrika, asia dan bahkan di Eropa. Kita melihat kekerasan yang sering diasosiasikan dengan konflik fisik, perang dan terorisme terjadi di Sudan dan Nigeria dimana terjadi konflik antara muslim dan Kristen, di Pakistan dengan konflik perebutan kekuasan para elite politiknya tiada akhir sampai saat ini, di Indonesia menarik perhatian dunia dengan serangkaian kasus bom seperti: bali I dan II dan JW. Marriot, dan kelompok Abu Sayyap and MILF yang meneror daerah selatan phlippina, serta di negara-negara ex-Uni soviet seperti Chechnya and Rusia yang selalu di bayangi oleh gerombolan Chechen. Banyak lagi komunitas-komunitas muslim lain yang intensitas konfliknya tidak juga mereda, seperti di Afganistan, Irak, dan Palestina. Untuk  menganalisa sekian banyak kasus konflik di dunia Islam diatas satu jawaban karena setiap konflik kekerasan mempunyai motif dan latar belakang yang berbeda. Jadi untuk mengatakan bahwa Islam adalah kekerasan bukanlah suatu kesimpulan yang tepat untuk semua kejadian kekerasan tersebut. Akan tetapi kedekatan umat Islam dengan konflik baik dalam internal muslim sendiri atau dengan pemeluk agama lain menyebabkan legitimasi asumsi global akan kedekatan Islam dengan kekerasan.
Upaya yahudi menghalangi dakwah Islam di Australia
Permusuhan yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah rasulullah SAW. Dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah Islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan Islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini. Padahal pertarungan Islam dengan yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengketaan perbatasan. Musuh-musuh Islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Diantara upaya yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masas-masa awal perkembangannya:
Ø  Pemboikotan (embargo) ekonomi: kaum muslimin ketika awal perkembangan Islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum musliman dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rosulullah SAW. mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang di gunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan menyakiti mereka, bila mereka memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh fanhaash toko besar bani Qanuiqa,-yang mrupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat rosulullah SAW kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Roob kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disni saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum Islam dan masuknya mereka dalam Islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman “Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu, dan diantara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, dan dikembalikanya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-prang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetaui.(Qs. 3:75) ”
Ø  Membangkitkan fitnah dan kebencian: yahudi dalam upaya menghalangi dakwah Islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan menebar kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang masuk Islam menerima ajakan yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rosulullah SAW. diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/558) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Shaash bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian tentang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rosulullah SAW maka beliau segera berangkat beserta para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda: “wahai kaum muslimin alangkah keterlaluanya kalian, apakah(kalian mengangkat dakwa jahiliah padahal aku di antara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan memuliakan kalian, memutus perkara jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian. )”
Ø  Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: orang yahudi berusaha memasukkan keraguan dihati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap Islam.
Ø  Memata-matai kaum muslimin: sejumlah orang yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita rasulullah SAW dan yang ingin beliau lakukan terhadap orang yahudi dan kaum musyrikin
Ø  Usaha memfitnah Rasulullah SAW.




PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Islam pada benua Australia, yang hingga sekarang islam disana tetap eksis dan terus berkembang, islam di Australia dulunya berasal dari kelompok pengembara dari afghanistan pada abad ke 19 masehi yang pada setiap perjalananya hanya berbekal tikar untuk shalat dan sampai pada benua Australia bagian tengah dan tak beberapa lama mereka menetap dan akhirnya membangun masjid sebagai tempat berkumpulnya muslim di Australia dan lebih pentingnya sebagai tempat beribadah dan pusat kegiatan keagamaan yang biasa disebut dengan (central of activity).
Yang mana di benua Australia tersebut islam berkembang dengan pesat hal ini dapat di buktikan dengan adanya bagunan untuk pendidikan anak anak muslim di sana dan organisasi organisasi yang mempersatukan umat muslim Australia.
Dan terlihat pula dengan adanya data kependudukan atau sensus yang menunjukkan perkembangbiakan populasi dari umat muslim di australia itu sendiri. Sampai hari ini jumlah umat muslim di benua australia semakin bertambah dan dapat kita ketahui melalui dunia maya dan bisa kita akses di internet.
3.2   SARAN
            Dalam penyelesaian makalah ini kami mengalami beberapa hambatan karena terbatasnya sumber-sumber yang bisa dijadikan untuk rujukan. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan makalah  ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.






[1]Kedutaan Besar Australia Indonesia, Muslim Di Australia, Http://www.indonesia.embassy.gov.au /jaktindonesian/muslim_di_australia.html.(diunduh pada hari kamis, 14 november 2013,jam.12.00).
[2]Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Http://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Australia. (diunduh pada hari jum’at 15 november,jam.13.00)
[3] Awaludi wafiyah pimay, sejarah dakwah, semarang 2005.hlm 266
[4] AE. Priyono. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Masa Kini. Hlm 278
[5] Masyhud, Diktat Mata Kuliah Sejarah Dakwah,Surabaya 2010. Hlm 115
[6] Arthur Clark, Camels Down Under “..2006 Saudi Aramco World,hal 19 .
[7] Masyhud, Diktat Mata Kuliah Sejarah Dakwah,Surabaya 2010. Hlm 280
[8] Lihat Masyhud, Diktat sejarah dakwah,dakwah islam dibenua Australia, hlm 119
[9] Buletin Australian Governement, Departemen of Imigration and Citizenship,March 2008 hal 2.
[10] Buletin Australian Governement,Departemen of Imigration and Citizenship,March 2008 

4 comments: